Belajarlah Ke Negeri China

Hadist yang berbunyi “Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negeri China”, semenjak kecil waktu saya madrasah di desa Karang Asem, Cirebon, saya sudah mengenal suara hadist tersebut yang kemudian belakangan banyak di bahas diberbagai forum bahwa lebih banyak didominasi ulama pakar hadits menilai bahwa hadits ini yaitu hadits dho’if (lemah) dilihat dari banyak jalan. Hadits dho’if (lemah) yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat shohih menyerupai sanadnya terputus, menyelisihi riwayat yang lebih berpengaruh (lebih shohih) dan memiliki illah (cacat).
Terlepas dari hal tersebut, buat saya yang menarik ketika ini dan mengapa saya menulis judul tersebut diatas alasannya yaitu ada informasi besar tanggal 12 Oktober 2011 “China To Buy California ?”. 

Sang Gubernur California Arnold Schwarzenegger berkata, “Lihat, Cina sudah memiliki sebagian yang baik dari Amerika Serikat, mereka praktis telah memiliki seluruh negeri ini. Cina tampaknya tahu bagaimana untuk mengurusi”. California yaitu tempat bencana ekonomi yang total dan komplit. Pemerintah negara bab California diproyeksikan memiliki defisit anggaran setidaknya US$ 19 miliar tahun ini, dan tahun berikutnya kesenjangan anggaran diproyeksikan tumbuh hingga US$ 37 miliar. Sedang seluruh anggaran bagi pemerintah California hanya sekitar US$ 125 miliar per tahun. Peringkat kredit California yaitu yang terendah dari semua 50 negara bab di AS, dan akan lebih rendah lagi. Dalam mengantisipasi kondisi kebangkrutan di AS maupun Eropa memang China yang paling siap, coba kita lihat kesiapan dan seni administrasi China dalam Industri, cadangan devisa (US$ & Emas) dan Kesadaran Rakyat China dalam mengantisipasi kondisi perekonomian ketika ini.
Industri
kalau kita berbicara industri di China, maka lihatlah disekitar kita seberapa banyak barang China yang ada disekitar kita, hampir semua yang kita jumpai ketika ini tidak ada yang tidak mampu dibuat oleh China, bahkan ironisnya pemerintah Indonesia di masa Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyetujui perdagangan bebas dengan China yang dampaknya mematikan sektor ril negeri ini, sangat banyak yang masuk produk China dari yang elektronik, otomotif bahkan kentang China pun mampu masuk ke Indonesia dengan harga yang lebih murah ketimbang kentang lokal. Lambat tapi pasti kondisi demikian akan mematikan perekonomian bangsa Indonesia, ditambah minat penduduk Indonesia ketika ini sudah mengejar menjadi pegawai negeri sipil yang nota bene gaji mereka berasal dari APBN, dimana defisit APBN bila terus terjadi, maka solusinya pasti utang, dari sinilah asal mulanya terjadinya krisis, jikalau tidak utang maka mencetak uang Rupiah lagi yang tentunya akan berdampak pada inflasi. Mengapa demikian ? sesuai ulasan pada China juga secara perlahan akan mengurangi terus cadangan US$ ke dalam emas, Kabel WikiLeaks yang dibocorkan dengan judul “Cina meningkatkan cadangan emas dalam rangka untuk membunuh dua burung dengan satu batu”. Langkah itu memang disertai dengan pengumuman kebijakan gres dari pejabat perbankan China, yang menerangkan langkah China untuk jadinya menggantikan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, “Mereka [AS dan Eropa] berniat untuk melemahkan fungsi emas sebagai cadangan mata uang internasional. Mereka tidak ingin melihat negara-negara lain beralih ke cadangan emas dari dolar AS atau Euro”,  kata kabel tersebut tahun 2009, mengutip China Radio International.
Negara dengan cadangan emas terbanyak didunia yaitu Amerika dengan cadangan sebanyak 8.133,5 ton. Cina yaitu pemilik cadangan emas sebanyak 1.054,1 ton. Walaupun cadangan emas China lebih kecil daripada AS, pelan tapi pasti cadangan emas China akan terus ditingkatkan. AS walaupun cadangan emasnya besar tetapi terancam melarat seiiring membengkaknya utang AS. Makara sekitar selama 6 tahun ini cadangan emas China mengalami peningkatan sekitar 76 persen yang diperoleh melalui pembelian domestik maupun pengolahan hasil tambang.
Disamping itu budaya dan pemahaman Rakyat China terhadap pelindung asetnya yaitu emas. Kalau melihat musim supply and demand untuk emas, sisi supply-nya terang terbatas alasannya yaitu produksinya di seluruh dunia hanya mampu menambah jumlah emas di permukaan bumi antara 1.5 -2 % per tahun. Sedangkan sisi demand-nya tumbuh jauh lebih cepat alasannya yaitu dari hampir 7 milyar penduduk dunia (tepatnya 6,969,500,000 per 20 Oktober 2011), diperkirakan lebih dari 20 % di antaranya berada di China dan India  yang notabene yaitu penggemar emas dalam budayanya dan daya beli mereka terus meningkat. Diperkirakan lebih dari 20 % di antaranya berada di China dan India  yang notabene yaitu penggemar emas. Transaksi komoditas di China selalu menjadi yang terbanyak di antara negara lain, termasuk transaksi emas. Pada 2010, emas yang ditransaksikan di Bursa Emas Shanghai mencapai 604,6 ton. Total nilai transaksinya mencapai 1,61 triliun yuan atau US$ 248,45 miliar. Perdagangan emas di Shanghai menempati urutan pertama di dunia. Secara nasional pada Juni 2011, konsumsi emas China mencapai 571,51 ton dan berada di tempat kedua setelah India yang mencapai 783,4 ton. Konsumsi kedua negara yang sedang berkembang itu mencakup 20 persen dari total konsumsi dunia. Mayoritas emas di China digunakan untuk perhiasan, industri, dan investasi.
Sebagai penutup, jikalau kita tarik inti sari dari apa yang harus kita teladan dari China dalam hal ketahanan ekonominya yaitu menggerakan industri sektor ril dan mengamankan asetnya (cadangan devisanya) dengan emas. Sehingga dengan demikian apapun kondisinya alasannya yaitu baik cadangan devisa atau “uang” yang disimpan juga benda rill yaitu emas, dan yang diproduksi barangnya juga benda ril maka terhindar dari yang namanya “kejahatan inflasi” yang secara belakang layar akan merusak daya beli uang hasil jerih payah kita. Karena ketidak seimbangan antara jumlah uang yang beredar (M) dengan jumlah produksi barang rilnya (Q).
Sayangnya kecenderungan Rakyat Indonesia ketika ini lebih memilih menjadi PNS, oleh karenanya amat sangat sedikit dari para generasi muda ketika ini yang mau menerjuni sektor riil. Tetapi bayangkan apa yang akan dialami oleh generasi anak kita, maka marilah kita mulai memperlihatkan pemahaman ihwal ekonomi secara sederhana sehingga bangsa Indonesia ini tidak semakin terpuruk dalam hal ekonomi, tidakkah kita ingin berkontribusi untuk mengamankan masa depan mereka ?
Selain untuk mengamankan masa depan anak cucu kita sendiri, investasi ilmu pemahaman sederhana ini juga dapat menjadi bentuk respon eksklusif kita atas peringatan Yang Mahakuasa : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya…” (QS 4:9).
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang takut bila meninggalkan generasi atau keturunan yang lemah kesejahteraanya, Amin Ya Robbal A’lamin.

Sumber http://gdcirebon.blogspot.com

0 Response to "Belajarlah Ke Negeri China"

Posting Komentar