Dalam sesi Tanya jawab sudah pernah aku tulis dalam TANYA JAWAB BAG (4) dimana dari pembaca blog saya, ada yang bertanya wacana simpanan uangnya dalam bentuk dolar rugi atau untung jikalau diubah kedalam bentuk simpanan emas. Dimana dalam goresan pena tersebut aku sudah menyebarkan simulasi perhitunganya.
Dalam goresan pena kali ini yang aku coba bahas ialah bagaimana mengukur tabungan dalam bentuk US$ dan mengukurnya dengan emas untuk melihat nilai gotong royong dari tabungan Anda baik yang ada di bank, asuransi, reksadana, dana pensiun dan lain sebagiannya tetapi ini tabungan milik “rakyat Indonesia”. Mengapa hal ini menarik buat aku ? karena menyerupai yang pernah aku post dalam update status FB saya, Bank Dunia melaksanakan penilain angka kemiskinan juga berdasarkan pendapatan per kapita dalam US$, kemudian Bank Indonesia juga dalam mengukur kekuatan ekonomi Indonesia juga dengan US$ baik cadangan devisa maupun surplus ekspor-import Indonesia juga demikian. Hal ini, mungkin karena Indonesia anggota IMF dan “terbelenggu” dengan aturan-aturanya menyerupai yang pernah saya bahas dalam blog ini.
Kemudian judul tersebut juga menarik aku angkat karena pada tanggal 21 April 2011 di “kebun emas” biar membaca dahulu detail analisisnya yang aku muat dalam blog ini wacana analisis investasi “kebun emas”, dimana jikalau prediksi kenaikan harga emas dibawah 16% maka sebaiknya pilih investasi emas cara konvensional.
Penekanan tersebut selalu aku sampaikan dalam beberapa artikel di blog saya, karena jangan hingga ada salah persepsi bahwa beli emas pribadi untung. Untuk ketika ini karena emas belum menjadi “uang” pemerintah Indonesia artinya masih harus ditukar dulu ke uang kertas gres bisa dipakai transaksi, maka fungsi emas dalam “lindung nilai asset” gotong royong gres bisa berjalan ketika emas sudah naik lebih dari 4%, maka emas sebagai panaham inflasi gotong royong gres berfungsi untuk di Indonesia karena masih pakai uang kertas untuk transaksi harian kita, dimana angka 4% tersebut aku ambil dari rata-rata selisih kurs jual-beli standar harga spot LM, walaupun dipasaran bisa saja lebih kecil atau lebih besar dari standar spot LM.
Wacana BI terkait rencana pengalihan cadangan dalam bentuk emas juga banyak mendapat rintangan kritikan baik dari burst of the gold price bubble”. Bahkan ada pendapat bahwa melonjaknya harga emas yang ketika ini sudah mencapai US$ 1565 per troy ounce disebabkan lembaga rating Standard & Poor’s menurunkan outlook utang luar negeri Amerika Serikat dari stabil menjadi negatif, meskipun peringkat Amerika tetap AAA. Oleh karena itu, untuk keseimbangan dalam memperlihatkan pemahaman investasi emas atau tabungan emas dalam blog ini juga aku mencoba memberikan info dan sejarah harga emas menyerupai yang pernah aku posting 26 April 2011 dan 11 Mei 2011. Sehingga pembaca blog aku lebih memahami emas khususnya sebagai sarana investasi atau lindung nilai.
Polemik ini tentunya sudah banyak yang membahas menyerupai yang aku sampaikan diatas, tetapi sebagai warga negara aku punya hak memberikan data yang aku dapat, tentunya dengan analisis yang sangat sederhana karena keterbatasan ilmu aku dalam hal ini.
Dari data yang aku dapat dari internet di website BI dari Juni 2000 hingga Maret 2011, berupa cadangan devisa dalam mata uang US$ seperti dalam grafik TERLIHAT MANTAPS, grafik NAIK TERUS BRO. Tren kenaikan devisa inlah yang menjadi pujian Gubernur BI, "Dengan demikian secara keseluruhan pondasi ekonomi kita kuat," kata pa Darmin. Kalua melihat grafik ini wajar jikalau pemerintah SBY mengklaim cadangan devisa kali ini merupakan capaian tertinggi semenjak Indonesia merdeka.
Kemudian grafik tersebut juga menjadi pujian pengamat ekonomi, Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan Bank Indonesia tidak perlu memperbesar cadangan devisa dalam bentuk emas, meskipun ketika ini harga emas melonjak tajam. Bank Indonesia pernah melaksanakan kebijakan memperbesar cadangan devisa dalam bentuk emas, ketika dipimpin oleh Rahmat Saleh. Namun, Bank Indonesia mengalami kerugian karena kemudian harga emas turun. “Kenaikan harga emas ini sentimen sesaat,” kata Faisal Basri mempertegas penolakan rencana memperbesar cadangan devisa emas di BI.
OK, andai saja aku dapat bertemu pribadi dengan kedua orang tersebut Pa Darmin dan Mas Faisal Basri, aku akan mengatakan kepada mereka “coba kita pakai pendapat Imam Ghazali (1058 M – 111 M) dalam buku Ihya Ulumuddin yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan emas dan perak biar keduanya menjadi ‘hakim’ yang adil dalam memperlihatkan nilai atau harga, dengan emas dan perak pula insan bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkanya.”
Artinya mari kita takar devisa US$ yang grafiknya sangat mengagumkan dan MATAPS tersebut bila di ukur dalam berat emas pada periode yang sama, caranya jumlah tabungan devisi bangsa ini dalam US$ kita bagi dengan harga emas pada kurun yang sama dengan harga US$/OZ. Karena menurut Imam Ghazali emas itu ‘hakim’ yang adil, dan inilah hasilnya.
Loh…loh…loh..loh 3x …..… “piye iki mas faisal ?”….. “piye iki Kang Mas Darmin ?”....... "piye iki Pak SBY ?", kok grafiknya jadi ga mengagumkan lagi “malah MELOROT” TURUN tajam ? maaf mas & kang mas, jikalau mau debat atau protes pribadi aja dengan Imam Ghazali atau pelajari lagi lebih dalam maksud yang tersirat dalam buku Ihya Ulumuddin. "Yth. Pa SBY, coba jangan buat kebongan publik lagi dong".
Dan jikalau kita bandingkan cadangan emas Indonesia ketika ini (kuartal 1 tahun 2010) seperti yang pernah aku sebutkan dalam blog ini hanya punya 73,1 ton saja padahal dari dulu kita bisa membeli emas hingga 3000-an ton ketika tahun 1998 dengan uang US$ yang kita miliki. Ga usah dibelikan emas semualah, misal 1000 ton aja deh.
Apakah ini makna dari implementasi dari “Articles Of Agreement of the IMF”. Kondisi demikian hanyalah menguntungkan perusahaan pencetak Uang Dolar AS yang namanya The FED, dimana perusahaan ini paling menguntungkan karena modalnya hanya 4 sen dolar AS saja untuk mencetak uang senilai 100 US$ artinya keuntungannya mencapai 2500 kali lipat dari modal usaha percetakan The FED, subhanolloh ada ga ya usaha yang bisa untung sebesar itu selain bisnis percetakanya milik AS ?.
Ya sudahlah biarkan orang berakal dan pemimpin negeri ini yang mengambil keputusan. Kembali kepada diri kita saja untuk kembali berfikir dan mengenal lebih jauh tentang emas sebagai cadangan devisa/tabungan asset rumah tangga kita, sesuai dengan misi blog ini dalam memperlihatkan pemahaman emas dalam mewujudkan masyarakat Indonesia gemar menabung emas.
Sumber http://gdcirebon.blogspot.comYa sudahlah biarkan orang berakal dan pemimpin negeri ini yang mengambil keputusan. Kembali kepada diri kita saja untuk kembali berfikir dan mengenal lebih jauh tentang emas sebagai cadangan devisa/tabungan asset rumah tangga kita, sesuai dengan misi blog ini dalam memperlihatkan pemahaman emas dalam mewujudkan masyarakat Indonesia gemar menabung emas.
0 Response to "Cadangan Devisa US$ atau"
Posting Komentar