Tulisan ini diilhami dari posting update status saya tanggal 24 April 2011 hari ahad jam 11 malam dengan isi "uang kertas tdk akan bernilai" kata joe foster sept 2010, jd inget hadist rosulullah "Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apa pun yang memiliki kegunaan selain Dinar (emas) dan Dirham (perak)" (musnad imam ahmad bin hambal)” dengan 6 jempol plus 5 comment.
Awal kehancuran system uang kertas bergotong-royong diawali oleh keputusan yang diambil oleh presiden Amerika Serikat (AS) pada tanggal 15 Agustus 1971, dimana secara mengejutkan mengambil keputusan bahwa pencetakan uang US$ tidak lagi berdasarkan pencadangan emas seberat 1 Ozt (troy ounce) untuk US$ 35 atau dengan kata lain yang dulunya masyarakat dengan bebas menukar US$ nya dengan emas dengan kisaran harga tetap (kisaran US$35/OZt – US$ 40/OZt) sekarang tidak lagi tetap akan tetapi mengikuti hukum pasar supply and demand.
Keuputusan Nixon ini diduga akhir kekalahan perang AS di Vietnam, yang menjadikan AS menanggung banyak hutang yang berakibat kesulitan ekonomi negeri paman sam tersebut ditambah lagi penukaran US$ oleh negara-negara yang memiliki cadangan devisa dalam bentuk US$ menjadi emas sesuai perjanjian Bretton Woods pada tahun 1965 sebab negara-negara tersebut mengetahui kondisi emas yang dicadangkan AS.
Akhirnya AS tidak lagi bisa mempertahankan jaminan atas uang kertas dengan cadangan emasnya ketika itu, sehingga US$ tidak lagi dijamin dengan emas. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan belanja militer AS, maka The Fed sebagai mesin pencetak US$ mencetak US$ melebihi kemampuan cadangan emasnya. Akhirnya negara-negara pemegang US$ tidak bisa lagi menukarnya dengan emas sebab AS hanya memiliki 22% cadangan emas dari yang seharusnya dimiliki sesuai uang US$ yang mereka cetak. Negara Perancis yang memilki cadangan emas yang banyak akhirnya segera mengkonversi uang US$ ke dalam bentuk emas pada tahun 1965 (sebelum akhirnya cadangan emas terkuras yang ditandai dengan “Nixon Shock” tersebut diatas). Saat itu Perancis menukar sebanyak US$ 150 juta ke dalam emas, kemudian disusul spanyol sebanyak US$ 60 juta menukarnya dengan emas yang menjadikan cadangan emas AS terkuras.
Dengan demikian setelah “Nixon Shock” Uang kertas US$ hanyalah cek kosong, ini yang harus diketahui oleh seluruh masyarakat dunia yang tidak diajarkan disekolah-sekolah wacana sejarah uang ini secara lengkap, makanya Robert T Kiyosaki dalam cover buku Unfair Advantage : The Power of Financial Education (Plata Publishing, Scottsdale-AZ, 2011) menuliskan kalimat “ What Schools will Never Teach You About Money” dengan menebalkan kata-kata NEVER. Kondisi inilah yang menjadikan inflasi sebab uang kertas yang kita pegang hanyalah sebuah kertas dengan printer dan design yang diatur oleh masing-masing negara untuk mengatur transaksi lokalnya, dan bagi negara yang punya ikatan dengan AS penjualan internasional pun menggunakan US$.
Dan dengan kondisi demikian saya gres sadar mengapa IMF yang mengatur anggotanya (Bank Indonesia masuk genggaman IMF) dan harus patuh pada “Articles Of Agreement of the IMF” yang intinya IMF mengatakan bahwa uang tidak boleh emas (emas sebagai rujukan kurs/nilai tukar dilarang IMF tertuang dalam artikel IV section 2).
Kalau saya sebagai muslim tentu apa yang terjadi dengan “money” atau sekarang disebut uang kertas, maka sebaiknya kita kembalikan kepada “money” yang sesungguhnya. Kalau kita mengacu pada pendapat Imam Ghazali bahwa uang yang adil yaitu emas dan perak. Dan hal ini juga sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Abu bakar bin Abi Maryam bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apa pun yang memiliki kegunaan selain Dinar dan Dirham ”. (Musnad Imam Ahmad bin Hambal).
Persitiwa ini diberbagai artikel sering disebut “Nixon Shock” (kejutan Nixon). Pelepasan kaitan US$ dengan emas inilah yang kemudian merombak secara total tatanan keuangan dunia dan melambungkan harga emas hingga ketika ini, menyerupai yang diambil dari Wikipedia dibawah ini (dalam rentang 1970 hingga 2010 saja kenaikan emas sudah mencapai 3.792 %).
Pada ketika ini tanggal 25 April 2011 harga emas sudah mencapai US$ 1.513/OZt atau kalau dibandingkan kenaikan emas semenjak tahun 71 setelah Nixon membuat aturan gres tersebut diatas maka sudah mengalami kenaikan 40,9 kalinya “wow…….”. dan kondisi ini semakin lama semakin parah, sehingga hasilnya makin banyak negara-negara besar dunia melepas dolarnya dan kembali ke emas. Bagi sebagian orang yang tidak mengetahui mengapa dahulu (sebelum Nixon shock) harga emas stabil yang sebab harga meas dikunci selama 27 tahun (1944-1971) dan rentang waktu tersebut sudah cukup untuk mencuci dan mendoktrin rakyat seluruh dunia dalam hal US$ sehingga dolar lebih berharga daripada emas, yak arena memang selama 27 tahun dolar juga menjadi barometer kurs mata uang dunia menyerupai yang sekarang terjadi. Oleh sebab itu, kita perlu bertanya akhir ketidak adilan system financial global ketika ini yang “dikupas tuntas” oleh Robert T Kiyosaki dalam cover buku Unfair Advantage : The Power of Financial Education (Plata Publishing, Scottsdale-AZ, 2011) di introduction dari buku Robert terbaru ini Robert mengungkapkan kebrobrokan-kebrobrokan system financial dan ekonomi global ketika ini yang disetir AS. Robert misalnya mempertanyakan mengapa pemerintahnya (AS) tetap tidak mengakui adanya inflasi yang tinggi, padahal data yang saya kutip diatas jelas-jelas menerangkan dalam rentang waktu 41 tahun (1970-2011) harga emas terhadap nilai US$ sudah 40,9 kalinya artinya inflasi sangat tinggi sekali. Masihkah kita percaya dengan uang kertas ??
Bahkan dalam analisa yang disampaikn oleh Gold Price Organization yang dimuat dalam www.goldprice.org dibahas wacana kenaikan harga emas dengan pendekatan statistik deret Fibonacci yaitu derat angka yang dihasilkan dengan cara menjumlahkan dua angka seblumnya menjadi angka berikutnya 0,1,1 (0+1=1), 2 (1+1=2), 3(1+2=3), 5 (2+3=5), 8 (3+5=8), 13 (5+8=13), 21, 34, 55, 89, ……..dst. Dan istemewanya lagi deret Fibonacci tersebut jikalau mulai angka 21 keatas dibagi angka setelahnya hasilnya selalu 0,618 dan jikalau angka setelahnya dibagi angka sebelumnya hasilnya pembulatan 3 desimal dibelakang koma selalu 1,618 dan ternyata jarak antar anggota badan kita juga mengikuti angka 0,618 dan 1,618 subhanolloh inilah diam-diam ALLAH “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kau lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah”. (QS. Al Mulk, 67: 3-4).
Kembali kepada prediksi harga emas terhadap US$ oleh Gold Price Organization yang dimuat dalam www.goldprice.org menurut perhitungan statistik dengan deret Fibonacci kita ambil harga emas puncak dari http://charts.kitco.com/KitcoCharts/ pada tanggal 11 Juli 2008 sebab disini terjadi puncak kemudian turun kemudian “rally” naik terus dan itulah yang dijadikan hitungan deret Fibonacci. Mari kita hitung harga emas pada grafik US$ 964,60/OZt kemudian kita kalikan angka 1,618 maka hasilnya yaitu 1560,72 inilah angka yang saya gunakan sebagai angka prediksi puncak berikutnya nanti setelah itu harga emas turun kembali sebab sesuai hukum pasar supply and demand. Kapan angka tersebut tercapai Wa Allahu A’lam. Tetapi sebagai “early warning” dari system Fibonacci sudah berbunyi pada tanggal 25 April 2011 harga emas sudah mencapai US$ 1.513/OZ (troy ounce). Setelah itu akan mencapai pada puncak yang kedua yaitu pada harga US$ 2.525/OZ, Wa Allahu A’lam.
Marilah kita berkemas-kemas sebelum tiba saatnya kehancuran uang kertas tersebut bahkan lebih ironis lagi kalau harga emas tersebut dibandingkan dengan uang rupiah kita yang tentunya lebih rentan daripada US$, tahukah anda bahwa kalau kita tarik kebelakang daya beli rupiah kita terhadap emas, pada tahun 1970 harga emas tertinggi Rp. 500/gram coba kita lihat tabel Fibonacci untuk Rupiah/gram dibawah ini.
Dan pada tanggal 25 April 2011 harga emas spot LM sempat menyentuh Rp. 428.000/gram walaupun kemudian sempat turun lagi sebab memang itulah sifat pasar akhir supply and demand. Atau kalau kita ukur daya beli rupiah terhadap emas selama 41 tahun terakhir untuk 1 gram emas hanya sekitar 0,001168 gram bila dibandingkan kemampuan rupiah pada tahun 1970 inilah yang disebut RUPIAH TERGERUS INFLASI, artinya wajar saja kalau pemerintah akan melaksanakan redenominasi kembali mata uang kita sebab kalau diukur dengan emas rupiah tidak ada nilainya. Akankah kita akan menunggu hingga tiba saatnya daya beli rupiah kita hingga mendekati angka “0” (NOL) ??? Beralihlah dari tabungan uang kertas ke TABUNGAN SELAGI KITA MASIH BISA BEKERJA SEBELUM MASA PENSIUN tiba.
Sumber http://gdcirebon.blogspot.com
0 Response to "Tiba Saatnya Kehancuran Uang Kertas Beralihlah Ke …… SEGERA !!!"
Posting Komentar